Oleh: Dr. Nur Fadlan, Lc., M.Si., C.A.H.

Puasa merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki nilai spiritual mendalam sekaligus memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh dan mental. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, berbagai penelitian ilmiah juga telah membuktikan bahwa puasa memiliki dampak positif yang signifikan terhadap keseimbangan tubuh dan jiwa manusia.

 

Manfaat Puasa bagi Kesehatan Fisik

Puasa membantu menjaga keseimbangan tubuh dengan berbagai mekanisme yang secara ilmiah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan. Ketika seseorang berpuasa, tubuh mengalami perubahan dalam metabolisme. Dengan berkurangnya asupan kalori selama berpuasa, tubuh mulai menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi utama. Proses ini membantu dalam menurunkan berat badan secara alami dan sehat tanpa kehilangan massa otot yang signifikan. Selain itu, puasa juga dapat mengatur kadar leptin, hormon yang berperan dalam mengontrol rasa lapar, sehingga dapat membantu dalam pengelolaan berat badan jangka panjang.

Puasa juga telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam tubuh. Dengan berkurangnya konsumsi makanan berlemak dan makanan olahan selama berpuasa, tubuh memiliki kesempatan untuk menstabilkan kadar kolesterol, yang pada gilirannya berkontribusi pada kesehatan jantung dan sistem kardiovaskular secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), sehingga mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Saat berpuasa, sistem pencernaan diberikan waktu untuk beristirahat, yang memungkinkan tubuh untuk lebih fokus pada proses detoksifikasi alami. Organ seperti hati dan ginjal bekerja lebih efektif dalam membersihkan racun dari dalam tubuh. Selain itu, puasa juga mendukung proses regenerasi sel melalui mekanisme yang disebut autofagi, di mana sel-sel tubuh yang rusak dibersihkan dan diperbarui. Proses ini telah dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti alzheimer dan kanker.

Puasa secara teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti tubuh menjadi lebih efisien dalam mengatur kadar gula darah. Hal ini sangat bermanfaat dalam mencegah dan mengelola diabetes tipe 2. Dengan mengontrol kadar gula darah dan mengurangi resistensi insulin, puasa membantu menstabilkan energi tubuh dan mencegah lonjakan gula darah yang dapat berbahaya.

 

Dampak Puasa terhadap Kesehatan Mental

Selain memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, puasa juga memiliki dampak yang luar biasa terhadap kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Berpuasa membantu mengurangi stres dengan menurunkan kadar hormon kortisol dalam tubuh. Selain itu, produksi hormon endorfin meningkat selama berpuasa, yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi serta kecemasan. Kombinasi antara aspek spiritual dan biologis ini menjadikan puasa sebagai terapi alami bagi kesehatan mental.

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menuntut seseorang untuk mengontrol emosi dan hawa nafsu. Dengan berpuasa, seseorang diajarkan untuk lebih disiplin dalam mengatur pola makan, menjaga perkataan, dan menghindari perbuatan yang dapat merusak amal ibadahnya. Hal ini berkontribusi dalam membentuk kebiasaan hidup yang lebih baik dan lebih sadar diri.

Berpuasa membantu meningkatkan konsentrasi dan kejernihan berpikir. Dengan mengurangi beban kerja sistem pencernaan, lebih banyak energi yang dialokasikan untuk fungsi otak, sehingga meningkatkan produktivitas dan daya ingat. Selain itu, puasa juga melatih kesabaran, yang berperan dalam menjaga stabilitas emosi saat menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Hikmah Puasa dalam Perspektif Islam

Islam mengajarkan bahwa puasa bukan hanya ibadah yang bersifat fisik, tetapi juga merupakan bentuk latihan spiritual yang mendekatkan seorang Muslim kepada Allah SWT. Puasa mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan rasa empati terhadap sesama manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 183:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Surat Al-Baqarah ayat 183 merupakan ayat yang menjelaskan kewajiban puasa bagi umat Islam. Ayat ini diawali dengan seruan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا (Hai orang-orang yang beriman), yang menunjukkan bahwa perintah ini ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman. Dalam banyak ayat Al-Qur’an, seruan seperti ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan sebuah kewajiban atau ajakan yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia.

Allah SWT kemudian berfirman كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ (diwajibkan atas kamu berpuasa). Kata كُتِبَ dalam bahasa Arab bermakna “ditetapkan” atau “diwajibkan”, yang menunjukkan bahwa puasa bukan sekadar anjuran, tetapi suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi dasar keimanan seorang Muslim.

Selanjutnya, Allah menjelaskan bahwa puasa juga telah diwajibkan kepada umat-umat terdahulu dengan firman-Nya كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ (sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu). Ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya ibadah dalam Islam, tetapi juga pernah diamalkan oleh kaum Yahudi, Nasrani, dan umat-umat terdahulu dengan bentuk dan aturan yang berbeda. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa Bani Israil juga diperintahkan untuk berpuasa, meskipun cara dan waktunya berbeda dengan umat Islam.

Tujuan utama dari perintah puasa ini dijelaskan dalam kalimat لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (agar kamu bertakwa). Ketakwaan dalam Islam berarti kesadaran penuh akan keberadaan Allah SWT yang mendorong seseorang untuk menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berpuasa, seorang Muslim belajar untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, serta memperkuat kedekatan spiritual dengan Allah SWT.

Dalam Tafsir Al-Muyassar, disebutkan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan bentuk latihan spiritual yang mendidik seseorang untuk lebih disiplin dalam menjalankan ajaran Islam. Dengan menjalani puasa, seorang Muslim diharapkan dapat memperbaiki dirinya, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual.

Dari ayat ini, dapat disimpulkan bahwa puasa merupakan ibadah yang memiliki nilai sejarah panjang dalam berbagai agama dan menjadi sarana bagi umat Islam untuk mencapai derajat ketakwaan. Puasa tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga membentuk karakter yang lebih sabar, disiplin, dan dekat dengan Allah SWT. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan agar dapat meraih hikmah dan manfaatnya secara maksimal.

Puasa memberikan hikmah sosial yang mendalam. Dengan merasakan lapar dan dahaga, seseorang lebih mampu memahami penderitaan kaum miskin dan lebih terdorong untuk meningkatkan kepedulian sosial. Oleh karena itu, bulan Ramadan sering kali menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbanyak sedekah dan membantu sesama.

Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan contoh dalam menjalankan puasa dengan penuh hikmah. Beliau sering melakukan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis dan puasa ayyamul bidh (tiga hari dalam pertengahan bulan Hijriyah), yang memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan dan spiritualitas.

Puasa bukan hanya sebuah kewajiban dalam Islam, tetapi juga merupakan anugerah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh dan mental. Dengan menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, seseorang dapat meraih berbagai manfaat fisik, psikologis, dan spiritual yang luar biasa. Puasa juga melatih manusia untuk lebih disiplin, sabar, dan memiliki empati terhadap sesama. Oleh karena itu, umat Muslim hendaknya menjalankan ibadah puasa dengan baik serta menjadikannya sebagai kebiasaan positif yang membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari.

 

Referensi:

Alisa, Fitralina Nur dan Sulistia, Cieca Tri. “Hikmah dan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan.” Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, Vol. 1, No. 6, 2023.

Aqilah, Ikhda Izzatul. “Puasa yang Menakjubkan (Studi Fenomenologis Pengalaman Individu yang Menjalankan Puasa Daud).” Jurnal Empati, Vol. 9, No. 2, 2020.

Handayani, Anna Novy, Hutauruk, Rina dkk. Mandiri In Health (Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh). Tanggerang Selatan: PT Mitra Grafindo Mandiri, 2019.

Harianto. “Teologi ‘Puasa’ dalam Perspektif Kesehatan, Psikologis Dan Spiritual Untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Hidup.” Jurnal Excelsis Deo, Vol. 5, No. 2, 2021.

Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004.

Khodijah, Siti. “Manfaat Puasa Dalam Perspektif Islam Dan Sains.” Nihaiyyat: Journal Of Islamic Interdisciplinary Studies, Vol. 2, No. 1, 2023.

Majma’ al-Malik Fahd li Ṭibā‘at al-Muṣḥaf al-Sharīf. Tafsir Al-Muyassar. Madinah: Majma’ al-Malik Fahd li Ṭibā‘at al-Muṣḥaf al-Sharīf, 2007.

Mulyo, Unggul Aji. “Manfaat Puasa bagi Kesehatan.” Republik Indonesia, 31 Maret 2023.

Putra, Bramana Nanditya, dkk. “Pengertian Agama Dan Peran Agama Dalam Kesehatan Mental.” Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 3, No. 1, 2022.

Qomariyah, Ani dan Wulandari, Eka Yunita. “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat Sholat Dan Puasa Bagi Kesehatan Melalui Media Radio.” Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 1, No. 2, 2022.

Tantawi, A.Rafiqi. Manfaat Puasa Untuk Kesehatan Rohani dan Jasmani. Medan: Universitas Medan Area, 2019.

Usman dkk. “Peningkatan Pemahaman Remaja Masjid Jamiek Pauh Tentang Hikmah Dan Manfaat Puasa Ramadhan.” Community Development Journal, Vol. 3, No. 1, 2022.

 

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn
Scroll to Top

Isi Pesanan Disini